Cirebon-MBA_Line- Musim
hujan datang membawa keberkahan bagi petani Cirebon. Pasalnya penyemaian padi
menjadi lancar lantaran air dapat mengalir di sawah berkat turunnya hujan. Senin,
(31/10/2016).
Darwanto (57) warga Kalikoa mengakui telah lama menggarap
sawah dan selalu kesulitan air ketika tak ada hujan turun.
“Kalau tidak ada hujan, menggarap sawah tidak bersemangat
karena ga ada air” Kata Darwanto ke MBA_Line.
Darwanto menambahkan ketika hujan mulai turun, persiapan
dilakukan untuk menggarap sawah.
“Karena hujan menjadi tumpuan kami, maka saat datang
musim hujan ya kami siap-siap”. Tambahnya.
Persiapan ketika musim hujan datang meliputi penyemaian
benih, proses menanduri sawah, penyiangan dan memanen.
“Ngurus sawah ya ngene-ngene bae, hujan turun
siap-siap nyemai benih, tandur, nyiangi, mupuki terakhir panen”. Terangnya.
Sementara ditempat lain, penggarap sawah di sekitar jalan
perjuangan Kusno (61) kini tidak lagi mengarap sawah lantaran sawah yang
biasanya dikelolanya kini telah dijual pemiliknya untuk dijadikan perumahan.
“yo mau gimana lagi, wong itu bukan sawah
saya, ketika dijual pemiliknya ya sudah to”, katanya.
Kusno mengakui kerap kali sulitan air ketika masih
menggarap sawah. Seringnya terbantu ketika hujan turun.
“Sawah di Cirebon sudah kesulitan air, karena sungainya
jauh dan yang dekatpun airnya seringkali kering”. Kata Kasno.
Air hujan menjadi tumpuan untuk mengaliri sawah, sehingga
pemilik sawah kerapkali mengganti fungsi sawah untuk hal lain. Dengan tidak
adanya regulasi demi mempertahankan kelangsungan para petani, menjadikan hujan sebagai
tumpuan utama, harapan petani pada umumnya, pemerintah mampu membuat kebijakan yang khusus diperuntukan untuk kelangsungan para petani yang kehilangan akses untuk mengaliri sawahnya.(Zn)