Cari Berita/Artikel :

Menjaga Kearifan Lokal' Bukan Berarti Menelantarkannya


Menjaga Kearifan Lokal' Bukan Berarti Menelantarkannya
Menjaga Kearifan Lokal' Bukan Berarti Menelantarkannya
Nampak kerumunan masyarakat elok akan sebuah peradabannya, kapanpun dimanapun ia bernafas tanpa kekosongan historis. Longing made him strong, tentu pengalaman sehari-harinya menguatkan ia akan sebuah peradaban yang paling kuat dan universal yang pernah dialami oleh manusia pada cakrawala sejarah umat manusia.
Kayu besar ia pikul sudah menjadi hal yang lumrah untuk menembus lorong waktu. Kubangan air sungai untuk pasokan kesehariannya kering sudah menjadi hal yang lumrah. Bagi ia sungai merupakan salah satu syurga yang nampak jelas dan terlihat. Karena sungai membantu ia untuk bertahan hidup. This's a matter that is not possible but such a reality, ia merebus air sungai untuk minum sehari hari, ia menggunakan air sungai untuk mandi sehari-hari, ia menggunakan air sungai untuk mencuci pakaian, ia menggunakan sungai untuk pup sehari-hari.
Lalu bagaimana ketika banjir besar, ia terpaksa hanya memandang rintik hujan, shadow continues toward. Dimana kubangan sumur semua tergenang oleh sungai yang pasang. Jengkalan telapak kaki ia pun nampak tidak terlihat seperti biasanya. Lalu apa yang dilihat seseorang melalui mata pikirannya sama jelasnya dengan apa yang dilihat seseorang melalui sebuah jendela. Ia memberikan isyarat yang ditimbulkan oleh mata pikirannya dan apa yang ditimbulkan mata kita yang sebenarnya.
Kurang lebih 5.710 jiwa, penduduk desa Kamal, Larangan, Brebes adalah Petani & Buruh tani, yang mana lahan adalah satu central aset dalam hidup dan berkehidupan. Without land and rivers, it's difficult to survive.
Berbagai macam persoalan masyarakat di desa Kamal, Larangan, Brebes tentu menjadikannya ia berfikir keras; krisis air bersih, system perekonomian yang tak pernah stabil, infrastruktur yang kurang begitu memadai, jambanisasi, rendahnya angka pendidikan, kesehatan dan yang paling inti adalah krisis ketokohan yang mana masyarakat masih memelihara budaya, dimana darah itu mengalir diatas jeritan masyarakat banyak yakni perperangan antar blok, very sad of course, look great society can still smile. Mahatma Gandhi berpesan “Jika pencungkilan mata dibalas dengan pencungkilan mata maka akan membuat masyarakat buta”. Dan inilah realita di desa Kamal, Larangan, Brebes dimana elite terninabobokan oleh sebuah nalar (leader off of liabilities).
Munculah interpretasi masyarakat yang bersifat heroik menuju ketidaktauan (culture society). Karena masyarakat memandang akhir setiap peradaban umat manusia itu adalah kehancuran yang kemudian digantikan peradaban dinasti.
Dibutuhkan peran tokoh tersohor, elite, dan kesadaran masyarakat secara utuh yang akan dijadikan sebuah destinasi dalam proses pengentasannya. Lalu arah perubahan masyarakat bergerak (direction of change) bahwa perubahan tersebut meninggalkan faktor yang diubah menjadi lebih baik.

Rahamat Nuriyansyah