MBA_Line- Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas Perairan Umum Jawa Barat Umar
Hidayat menyebutkan, ribuan ikan mati mendadak di Waduk Darma biasa terjadi dua
kali setahun. Tahun ini terjadi pada Januari dan Juni.
Dilansir dari radarcirebon.com pada
Januari lalu, hanya 27 ton ikan yang mati. Sementara di bulan Juni ini , sudah
90 ton lebih ikan yang ditemukan mati akibat cuaca ekstrem.
Dampaknya pun , kini terasa bagi para petani
Kelompok Jaring Apung (KJA) Waduk Darma mengalami kerugian miliaran
rupiah. Umar menegaskan, penyebab kematian masal ikan di Waduk Darma terjadi
karena sejumlah faktor.
Beberapa di antaranya lapisan air
bagian bawah bersifat toksik. Kandungan oksigen rendah. Pada gilirannya
mengandung gas beracun (amonia, hidrogen sulfida, metana, fosfin) atau
penyakit.
Menurut Umar, sejak hari Senin pagi
perairan umum Waduk Darma mengalami pencemaran akibat cuaca ekstrem. Sehingga
air berwarna keputihan. Bahkan, berubah warna hingga kecokelatan serta bau
tidak sedap.
Pihaknya sudah curiga dan mengimbau
petani untuk segera melelang ikan yang sudah layak jual. Kemudian mengurangi
pemberian pakan ikan.
Lalu siapkan alat bantu berupa mesin
pompa air untuk sirkulasi O2 dan siaga di malam hari. Tapi, kata Umar, para
petani tidak menggubris imbaun.
Hasilnya, seperti yang terjadi
sekarang; ikan mati mendadak. Dari jumlah 90 ton, hanya 10 persen yang bisa
dijual dengan harga Rp 7.000/kg. Padahal harga ikan emas Rp 20 ribu/kg.
“Mereka keukeuh (ngotot, red) buat
persiapan munggahan (Ramadan, red), dan kini yang ada hanya kekecewaan,” ucap mantan
Kades Jagara itu.