MBA_Line -Hari ini, 35 tahun yang lalu, Israel
membom sebuah pabrik nuklir Prancis yang dibangun dekat kota Baghdad, ibu kota
Irak. Mereka yakin, pabrik itu dirancang untuk membuat senjata nuklir untuk
menghancurkan Israel.
Ini adalah serangan udara pertama di
dunia terhadap pembangkit nuklir. Perdana Menteri Israel saat itu, Menachem
Begin memerintahkan langsung reaktor Osirak yang berlokasi sekitar 18 mil dari
Baghdad. Pesawat Interceptors F-15 dan Fighter Bomber F-16 menjatuhkan
bom dan menghancurkan reaktor.
Menurut informasi yang disampaikan Badan
Industri Atom Prancis, pabrik dengan kekuatan 70.000 megawatt bertenaga uranium
itu hampir selesai, tapi belum penuh dengan bahan bakar nuklir, sehingga tak
ada bahaya kebocoran.
Melalui pernyataannya, pemerintah Israel
menjelaskan alasan di balik pemboman. "Reaktor tersebut mampu
memproduksi bom atom baik dengan memperkaya uranium atau dari plutonium, akan
sama dengan kekuatan yang digunakan pada Hiroshima. Ini jelas membawa bahaya
bagi rakyat Israel yang saat ini sedang bangkit secara progresif."
Tindakan itu dilakukan secepatnya,
karena Israel yakin reaktor Osirak akan segera lengkap dalam waktu cepat,
sekitar Juli atau awal September 1981. Israel mengkritik keras pemerintah Prancis
dan Italia yang memenuhi kebutuhan nuklir di Irak dan mengerahkan biaya besar
untuk mempertahankan wilayah mereka.
"Kami meminta mereka untuk berhenti
melakukan perbuatan mengerikan ini. Dan sangat tidak manusiawi membiarkan musuh
mengembangkan senjata pemusnah massal terhadap rakyat kami," demikian
tertuli dalam pernyataan pemerintah Israel, seperti dikutip dari BBC.
Bagusnya, serangan tersebut dilakukan
pada hari Minggu, di mana seluruh karyawan yang sebagian besar warga
Prancis sedang libur. Sehingga meski reaktor Osirak hancur, namun tak ada
korban jiwa.
Reaktor Osirak adalah bagian dari
kompleks yang di dalamnya juga terdapat reaktor dalam ukuran yang lebih
kecil, yang juga dibangun oleh Prancis. Juga di dalam kompleks Osirak ada
reaktor uji buatan Soviet yang sudah digunakan. Sementara pemerintah Irak
membantah reaktor tersebut dibangun untuk memproduksi senjata nuklir.